Unknown On Selasa, 26 Januari 2016

Selanjutnya

Malam pun tiba, aku dan Vino memutuskan untuk melaksanakan solat magrib bersama di Masjid Agung Semarang. Masjid Agung ini merupakan Masjid terbesar di Jawa Tengah, dilengkapi dengan fasilitas yang bagus dan nyaman serta terdapat pula menara di samping masjid. Menara ini tinggi sekali. Dan dari menara tersebut kita bisa melihat keindahan kota Semarang.

Setelah selesai solat berjamaah, tiba-tiba ada seorang anak kecil yang menangis karna sepatunya jatuh ke dalam parit kecil. Saat itu juga Vino langsung mendekati anak kecil tersebut dan mengambilkan sepatu yang jatuh di parit. Tak lama orang tua dari anak tersebut berterima kasih kepada Vino. Aku yang melihat kejadian tersebut pun bengong didalam hati. Gila aja, ternyata dia sebegitu pedulinya sama anak kecil. Dan aku teringat akan pesan mamah, carilah seseorang yang pintar momong anak kecil. Karna bila cowok itu pinter momong anak kecil, otomatis dia juga pinter menghormati orang tua. 

Perjalanan menuju parkiran dan aku mulai teringat sesuatu. Kubuka lagi tasku dan ternyata benar, sarung tanganku hilang sebelah. Aku yang panik ditemani Vino yang masih super tenang mencari sarung tanganku itu. Namun nihil, sarung tangan itu tetap hilang. Huuft. Akhirnya kita memutuskan untuk tidak mengambil pusing akan hal itu dan bergegas pulang ke Jogja karna mengingat jam malam di kosku.


Perjalanan menuju Jogja makin malam memang makin menegangkan, bagaimana tidak. Jalanan mulai nampak sepi dan mulai banyak truk yang melintasi jalanan dengan kecepatan tinggi. "Aku ngantuk kak" celetukku tiba-tiba. "Peluk ya biar ga jatuh" jawab dia. Aku pun ragu-ragu untuk memeluknya. Bukan karna tidak mau, cuman aku takut pingsan karna salting hehe. Vino yang mendengar bahwa aku mulai ngantuk, dia mulai menambah kecepatan motor. Semakin lama semakin kencang, dan itu memaksaku untuk mulai memeluknya. Aku dengan ragu ragu mulai menggerakkan kedua tanganku untuk memegang pinggang dia. "Jangan ngebut ngebut kak, takut." kataku sambil ketakutan. Dia pun menjawab dengan santai "Kalo ga ngebut nanti kamu tambah ngantuk, aman kok." Aku pun hanya diam. Kita berdua saling diam. Ku biarkan dia berkonsentrasi menggendarai motor dan aku masih dengan muka gemeteran dibalik helm mungil ini.

Memasuki daerah Magelang, hujan pun mulai turun dan Vino masih saja menambah kecepatan motornya. "Kak, dingin." refleks aku pun mengatakan itu, karna hujan sudah semakin deras. "Iya bentar ya neng" begitu sahutnya. Akhirnya Vino mulai menepikan motornya disamping jalan, dia mulai mengeluarkan jas hujannya. Karna jas ujannya cuma satu bermodel kelelawar. sehingga kita berbagi jas ujan. Aku masuk kedalam jas hujan dan kita melanjutkan perjalanan kita lagi ditengah hujan deras. Sesampainya di lampu merah, tangan kiri Vino menarik tangan kananku untuk memeluk dia. Aku pun dengan grogi mengikuti arah tangannya. Ku peluk dia dengan tangan kananku dan tangan Vino berada diatas tanganku, dia memegangi tanganku. Disitu aku deg-degan setengah mati. Ku kira dia hanya dilakukan saat lampu merah berhenti. Namun, selama perjalanan dia masih memegang tanganku. Sesekali tangan kiri Vino memegang tanganku erat. setiap tanganku bergerak, dia langsung menggenggam eram tanganku. Dan mulai saat itu aku merasa bahwa half mengurangi kecepatan motornya. Dia berjalan sangat pelan dan tidak dilepaskannya tanganku. Aku sangat menikmati genggaman tangannya disetiap detiknya. Tak ku sangka, dia memegang tanganku erat dan lama. Semakin lama aku merasakan keanehan, jarak antara Magelang-Jogja hanya 45 menit, tapi ku lirik jam dan sudah lebih satu jam tapi belum nyampe juga. Akhirnya aku menyeletuk "Udah sampai mana?" dia menjawab dengan santainya "Masih jauhhhhh". Karna aku yang sudah terlanjur penasaran dengan keadaan diluar, aku buka sedikit jas ujan dan dia menyeletuk "Het jangan dibuka, nanti pada tahu" Aku pun tertawa.

Setelah ku buka jas ujan, betapa kagetnya karena kita sudah sampai di Jogja tapi dia menggunakan jalan memutar menuju kosku. Aku pun berfikir, aku juga mau kok berlama-lama sama kamu kak. hehe. Sesampainya dikos seketika itu pula dia melepaskan tangannya dariku. Dan dia langsung pergi meninggalkanku tanpa sepatah kata. Why? Mungkin dia lelah.

Vino, hanya kita dan Tuhan yang tahu keadaan saat itu. hanya aku dan Tuhan yang tahu betapa aku sangat bahagia menghabiskan waktu disetiap detiknya bersamamu. :)

Leave a Reply

Subscribe to Posts | Subscribe to Comments

Diberdayakan oleh Blogger.